Tifatul Minta Maaf, Apakah Sudah Cukup?

Nasional / 21 June 2010

Kalangan Sendiri

Tifatul Minta Maaf, Apakah Sudah Cukup?

Puji Astuti Official Writer
19580

Pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring berkenaan “mirip-mirip” dalam kasus video porno  Luna Maya, Ariel Peter Pan dan Cut Tari yang menggunakan analogi tentang penyaliban Yesus atau Nabi Isa dari sisi pandang Islam dan Kristen menimbulkan ledakan kritik di dunia maya.

Pernyataan Tifatul tersebut juga dipandang tidak bijak oleh Direktur The Wahid Institute Yenny Zannuba Wahid.

"Tifatul hendaknya lebih berhati-hati dalam berpendapat. Pernyataan beliau kami nilai sebagai hal yang tidak menunjukkan sikap kenegarawanan dan bukan contoh yang baik di masyarakat," demikian pernyataan resmi Yenny yang dirilis oleh Kompas.com Senin (21/7).

Tidak terkecuali di Jawaban.com, para pengunjung Jawaban.com juga menyatakan kekecewaannya atas pernyataan tersebut. Ada 2062 komenter yang mengecam pernyataan Tifatul,  berikut beberapa pernyataan mereka :

“Pak SBY...?! Tolllong ambil tindakan tegas sama sembiring yg satu ini pak...?! Sembiring yg satu ini akan mengganggu keutuhan bangsa kita pak...thks” ~ Cuplis

“Jika seorang menteri yg notabene menjadi wajah pemerintah tidak bisa membedakan mana yang patut dan tidak, tidak heran juga kalau banyak anak bangsa yang berperilaku di luar azas kepatutan. Pak SBY, inikah wajah pemerintahan Anda??” ~ Veronica

“Statement anda meresahkan tatanan keagamaan RI yg sedang berjalan harmonis. Perkataan anda tajam seperti silet yg mengiris hati kami semua. Lebih pantas anda segera mengundurkan diri kami tidak respect terhadap anda!!” ~ Achmad

Senada dengan pemikiran masyarakat, Yenny Wahid juga meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menindak tegas menterinya tersebut, jika tidak hal tersebut akan menjadi bom waktu dan juga menurunkan citra pemerintah.

Sungguh disayangkan bahwa media lebih bersemangat mengangkat berita tentang video porno dari pada mencermati pernyataan Tifatul Sembiring yang jelas membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Indonesia adalah negara yang penuh dengan keberagaman, untuk itu isu SARA sangatlah sensitif. Untuk itu sungguh tidak layak seorang negarawan membuat pernyataan yang mengandung isu SARA.

Menyadari bahwa pernyataannya menimbulkan polemik dalam masyarakat, Tifatul pada Minggu (20/6) melakukan klarifikasi melalui jejaring sosial Facebook dan Twitter. Tifatul menyatakan bahwa ia hanya mengungkapkan fakta sejarah, “Dan ungkapan saya bersifat netral-netral saja. Saya tidak pernah mengaitkan video porno dengan kedua tokoh tersebut. Semoga klarifikasi ini dapat menjelaskan secara lengkap dan tuntas duduk persoalan polemik tersebut. Terima kasih atas kemaklumannya dan mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Semoga menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak, termasuk untuk saya pribadi.”

Namun apakah pernyataan maaf melalui jejaring sosial ini cukup untuk menjernihkan permasalahan yang timbul? Jika orang biasa membuat pernyataan yang mengandung isu SARA dan meresahkan  masyarakat bisa dijerat oleh hukum, kini seorang menteri cukup meminta maaf melalui jejaring sosial lalu ingin semua selesai. Kini semua kembali kepada masyarakat, akankah memaafkan dan melupakan semua ini, atau menunggu adakah tindakan tegas dari Presiden SBY atas apa yang terjadi.

Sumber : Berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami